TEMPAT BERBAGI HAL-HAL YANG BERMANFAAT

Thursday, July 1, 2021

Artikel Refleksi Aksi Nyata Modul 3.3

Pelatihan TIK bagi siswa-siswi SMAN 2 Masbagik dan SMKN 1 Masbagik 

oleh: 
Lalu Gede Sudarman S.Pd CGP Lotim 4

A.   Latar Belakang

          Setelah selesai mengikuti penilaian akhir semester biasanya siswa-siswi dikoordinasi oleh pengurus OSIS melaksanakan kegiatan class meeting yang diisi dengan lomba-lomba di bidang olahraga. Namun untuk sekarang ini karena masih dalam masa pandemi, maka kegiatan-kegitan olahraga di sekolah masih dilarang untuk dilaksanakan terutama kegiatan olahraga yang menggunakan satu peralatan yang dipakai bersama. Maka untuk mengisi waktu sambil menunggu pembagian raport maka dilaksanakanlah suatu kegiatan pelatihan IT untuk siswa- siswi SMAN 2 Masbagik dan SMKN 1 Masbagik.

        Pelatihan IT ini bertujuan agar kedepannya pelaksanaan pembelajaran terutama jika pembelajaran dilaksanakan dengan system daring kembali maka proses pembelajaran bisa berjalan lebih baik lagi. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa dimasa pandemi ini proses pembelajaran tatap muka kapan saja bisa dihentikan diganti dengan pembelajaran daring jika terjadi kasus COVID di sekolah atau adanya peningkatan kasus COVID di daerah. 

            Kegiatan Pelatihan IT ini dilaksanakan selama 2 hari dengan pesertanya berasal dari perwakilan masing-masing kelas sebanyak 2 orang yang nantinya 2 orang tersebut yang akan melakukan pengimbasan ke teman-teman kelasnya yang lain. Tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah di Laboraturium TIK SMAN 2 Masbagik. Laboraturium tersebut sudah tersedia 30 PC al in one dan semuanya sudah terhubung ke jaringan internet sehingga siswa-dan siswi tidak kesulitan untuk langsung mempraktekkan apa yang disampaikan oleh pemateri.

Pelatihan IT ini difokuskan pada pelatihan media-media yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran daring seperti zoom, google meet, google doc dan laboraturium virtual. Siswa diajarkan bagaimana mengaktifkan akun belajar, membuat dan mengikuti Virtual meeting baik di zoom dan google meet, siswa diajarkan bagaimana cara membuat google doc serta membagikannya ketemannya sehingga kedepannya siswa bisa bekerjasama mengerjakan tugas tanpa harus berkumpul cukup dengan menggunakan google doc. Selain itu siswa juga diajarkan bagaimana melakukan kegiatan praktikum di sekolah atau dari rumah menggunaakan Laboraturium virtual.

B.   Perasaan

            Perasaan yang muncul di dalam diri penulis saat akan melaksanakan aksinyata ini adalah khawatir kalau aksinyata ini tidak bisa berjalan dengan baik karena berbarengan dengan banyaknya tugas sekolah yang sedang dikerjakan yakni Pengisian nilai rapor, PPDB dan Pendataan Aset Milik daerha di sekolah, tetapi Alhamdulillah berkat bantuan dari rekan-rekan guru disekolah aksinyata ini bisa berjalan dengan lancar. Perasaan saya pada waktu melakukan aksi nyata ini adalah merasa sangat senang dan bersyukur sekali karena bisa berbagi apa yang sudah kita kuasai kemurid-murid. Selain itu juga perasaan senang timbul karena murid-murid terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan, mereka terlihat sangat senang ketika berhasil mempraktekkan apa yang disampaikan pemateri. Siswa terlihat sangat antusias berdiskusi satu sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan selama pelatihan.

C.   Pembelajaran

           Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksinyata ini adalah mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam hal pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa dalam penggunaan TIK untuk proses belajar terutama jika nanti pembelajaran dilaksanakan secara daring sehingga kedepannya pembelajaran bisa dilaksankan dengan lebih efektif.

D.   Penerapan ke Depan (Future)

Setelah melaksanakan aksinyata ini, maka ada beberapa rencana perbaikan yang akan dilakukan kedepannya:

1.    Memberikan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan TIK terutama untuk pembelajaran kepada guru-guru di sekolah karena berdasarkan hasil diskusi dengan siswa  masih ada beberapa guru belum maksimal memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran daring masih ada guru yang  hanya memberikan siswa tugas berupa mencatat buku dan juga hanya menggunakan Whatsapp sehingga semangat/motivasi siswa dalam belajar secara daring masih kurang.

2.    Mengusahakan agar pada saat pengenalan lingkungan sekolah siswa kelas X diberikan pembekalan mengenai pemanfaatan TIK untuk pembelajaran sehingga ketika sudah memasuki hari efektif untuk pembelajaran siswa sudah memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi waktu daring.

 

Video Kegiatan:


 


 

 

 

Wednesday, April 28, 2021

Koneksi Antar materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

A.  Pengaruh filosofi Patrap Triloka  terhadap pengambilan keputusan

Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) selaku pendiri organisasi pergerakan nasional Indonesia yaitu Taman Siswa. Konsep pendidikan ini digagas Suwardi Suryaningrat atas dasar kajiannya terhadap ilmu pendidikan (pedagogi) yang diperoleh dari tokoh pendidikan ternama mancanegara, yaitu Maria Montessori dari Italia dan Rabidranath Tagore dari India. Konsep ini menjadi prinsip dasar para guru dalam melakukan pendidikan di Taman Siswa. Terdapat tiga unsur penting dan terkenal dalam Patrap Triloka, yaitu:

1.    Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi teladan)

    Guru adalah orang yang mengajarkan kebaikan-kebaikan  pada orang lain. Guru harus memberikan contoh yang baik dan bisa merangsang orang yang dipimpin untuk bersikap seperti pemimpin. Keteladanan menjadi hal yang penting karena akan berpengaruh kepada tingkat kepercayaan orang-orang yang dipimpinnya terhadap dirinya. ia harus mampu mengajak orang disekelilingnya untuk bersinergi mencapai suatu tujuan.

 

2.    Ing madya mangun karsa ( ditengah memberi semangat)

    Guru  harus bisa hadir ditengah-tengah orang yang dipimpinnya untuk memberikan motivasi atau semangat sehingga bisa menggerakkan mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Guru juga harus mampu bekerja di tengah orang-orang yang dipimpinnya. Seorang guru tidak hanya menyampaiakan materi kepada siswa tetapi guru juga harus bisa bekerja bersama dan mampu menginternalisasikan semangatnya kepada anak didiknya.

 3. Tut wuri handayani (dibelakang memberikan daya kekuatan)

    Guru harus mampu memberikan kesempatan kepada siswanya untuk maju dan berkembang. Memberikan ilmu dan bekal pengetahuan yang akan menambah kepintaran dan wawasan peserta didik. Guru tidak boleh memiliki pikiran untuk takut disaingi berilah kesempatan kepada siswa untuk terus maju. Fungsi seorang guru adalah sebagai motivator yang mampu mendorong kinerja siswa untuk maju dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.     

Ketika seorang guru sudah memiliki karakter sesuai dengan filosofis patrap triloka maka setiap keputusan yang diambilnya akan menjadi semangat dan memberikan daya kekuatan kepada rekan dan murid-muridnya sehingga akan mewujudkan merdeka belajar.

B.  Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan

Nilai- nilai dalam diri seseoranglah yang mendasari pemikiran dalam mengambil prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika. Seorang pendidik harus mampu bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan dalam proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang sepenuhnya mengakomodasi seluruh kepentingan para stekholder dilingkungan sekolah.

3 prinsip yang sering kali mebantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan yang harus dihadapi pada dunia saat ini adalah:

1.      Berfikir berbasis hasil akhir

2.      Berfikir berbasis peraturan

3.      Berfikir berbasis rasa peduli

 

C.  Coaching dalam pengambilan keputusan

Kegiatan coaching bertujuan untuk menggali informasi atau potensi orang lain agar orang tersebut dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan tidak memberikan dampak buruk pada dirinya dan orang lain. Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses menuntun kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran disekolah. Proses coaching dapat membantu murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Harapannya proses coaching dapat menjadi salah satu langkah yang tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuan yaitu kemerdekaan dalam belajar. Dalam pengambilan keputusan, guru berperan sebagi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali potensi, memprediksi hasil dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik. Diharapkan dengan begitu keputusan yang diambil oleh pendidik dapat memaksimalkan potensi murid menjadi lebih merdeka belajar.

D.   Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Sebenarnya studi kasus yang disajikan merupakan kasus-kasus atau pengalaman yang sering kita alami di lingkungan sekolah hanya saja setelah mempelajari modul pendidikan guru penggerak barulah kita paham tentang apa yang selama ini sudah kita alami terutama mengenai istilah-istilah dan cara penyelesaiannya. Dengan adanya pembahasan yang disajikan dalam modul, CGP mampu memahami bagaimana seharusnya kita menggali potensi dan nilai-nilai yang ada dalam diri kita untuk dapat mengambil keputusan yang tepat yang berpihak pada siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

 

E.  Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Ketika kita dihadapi pada suatu permasalahan maka sebelum mengambil keputusan pemecahannya terlebih dahulu kita perlu mengacu pada 3  prinsip, 4 paradigma dan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar menghasilkan keputusan yang tepat . 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut adalah:

a.         Menentukan nilai-nilai yang bertentangan pada permasalahan yang sedang kita hadapi

b.        Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut

c.         Menentukan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut

d.        Melakukan uji benar salah dalam situasi tersebut.

·          Menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum (uji legal)

·         Menentukan apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut (Uji regulasi)

·         Menentukan apakah ada yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi (Uji intuisi)

·         Menguji persaan bila keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan Koran (Uji Halaman Depan Koran).

·         Menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola  dalam situasi tersebut (Uji Panutan atau Idola).

e.         Menentukan paradiga yang terjadi pada kasus  yang dihadapi

f.         Menentukan prinsip yang akan digunakan

g.        Menentukan penyelesaian yang kreatif untuk menyelesaikan masalah tersebut (Investigasi Opsi Trilemma)

h.        Menentukan keputusan yang akan diambil.

i.          melihat kembali keputusan yang diambil dan merefleksikannya.

Dengan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan diatas tentu akan menghasilkan suatu keputusan yang  tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, serta tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

F.   Kesulitan-kesulitan di hadapai dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika

Dilingkungan sekolah ketika kita dihadapkan pada suatu masalah maka dalam mengambil suatu keputusan untuk memecahkan masalah tersebut tentu kita menghadapi kesulitan-kesulitan diantaranya dipengaruhi oleh nilai dan budaya di lingkungan sekolah, perbedaan pandangan dari setiap orang, perbedaan prinsip dan perbedaan orientasi serta pengaruh pemangku kepentingan.

Untuk membuat keputusan berbasis etika diperlukan kesamaan visi, budaya, dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi sehingga prinsip-prinsi dasar yang menjadi acuan juga akan lebih jelas.

 

G. Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid

Jika pengambilan keputusan yang kita lakukan sudah sesuai terutama sudah melalui 9 langkah dalam pengambilan keputusan, maka akan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang positif, kondusif, aman dan nyaman sehingga keputusan-keputusan yang dihasilkan sudah pasti akan berpihak pada siswa untuk mewujudkan merdeka belajar. Dengan pengambilan keputusan yang tepat dengan meletakkan kepentingan murid sebagai tujuan utama seiring potensi yang ada pada murid akan menciptakan merdeka belajar.

 

H.  Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajar dalam pengambilan keputusan tentu akan benar-benar memperhatikan kepentingan murid sehingga akan menemukan dan mengembangkan potensi  yang dimiliki murid-murid secara optimal yang akan sangat berpengaruh pada kehidupan atau masa depan murid-muridnya.

 

I.     Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah

1.      1. Guru sebagi pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat bagi siswa agar dapat memberikan pelmbelajaran yang bermakna bagi siswa

2.      2. Dalam mengambil keputusan yang tepat tentunya tidak akan lepas dari nilai-nilai yang dimiliki oleh pendidik

3.      3. Guru harus terus melakukan perubahan-perubahan atau variasi dalam proses pembelajaran untuk menciptakan merdeka belajar bagi siswa diantaranya dengan menerapkan pembelajaran diferensiasi dengan kompetensi social emosional.  Guru dapat menggali potensi yang dimiliki siswa dengan teknik coaching model tirta.