TEMPAT BERBAGI HAL-HAL YANG BERMANFAAT

Thursday, March 27, 2008

MODEL PEMBELAJARAN HIPERMEDIA LISTRIK DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SLTP

Oleh:
AGUS WIDODO
NIM: 03460512
Listrik dinamis merupakan materi Fisika yang dianggap abstrak dan memiliki kompleksitas yang cukup tinggi, mahasiswa Fisika mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep kelistrikan dan kemagnetan (Transtomer et al,1993). Kesulitan yang sama dialami siswa SMP. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa SMP adalah mengkonkretkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Usaha tersebut dilakukan melalui bentuk model pembelajaran hypermedia listrik dinamis.
Model pembelajaran hypermedia listrik dinamis dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif, keterampilan proses sains (KPS) dan penguasaan konsep siswa SMP. Model dibuat dalam bentuk software interaktif (berupa compact disk dengan label Avco soft) yang dapat digunakan secara individu maupun berkelompok. Melalui metode eksperimen, model pembelajaran diimplementasikan pada siswa SMP kelas tiga semester satu yang berjumlah 32 orang siswa dengan sebuah kelas pengontrol yang memiliki jumlah siswa yang sama di kota Bandung. Respon guru dan siswa terhadap model diketahui melalui angket. Data-data yang bersifat kuantitatif diolah melalui SPSS.
Model dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif (membangun pengetahuan yang telah dimiliki), keterampilan proses sains (meramalkan), dan penguasaan konsep (meramalkan). Model memiliki kelebihan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif, keterampilan proses sains, dan penguasaan konsep. Model cocok untuk digunakan bagi siswa yang memiliki kemampuan sedang dan rendah (model mampu meningkatkan kategori kemampuan siswa). Model dapat meningkatkan kemampuan siswa pada jenis konsep abstrak. Kelemahannya, model kesulitan dalam mengoreksi jawaban siswa yang panjang atau di luar perkiraan. Model mendapat tanggapan positif dari siswa dan pengajar.
Keterbatasan penelitian ini yaitu retensi siswa terhadap model ini tidak dapat diketahui, demikian juga pengaruh model terhadap kelompok kemampuan tinggi (subjek penelitian tidak memiliki kelompok kemampuan ini). Disarankan, untuk mencoba mengukur retensi siswa yang belajar dengan menggunakan model ini dan mengkom-parasikannya terhadap model pembelajaran lainnya, mengimplementasikan model pada level sekolah yang berbeda dengan subyek penelitian yang lengkap, mengkomparasikan efektifitas model pada siswa yang belajar one for one (satu komputer seorang siswa) terhadap siswa yang belajar one for all (satu komputer untuk keseluruhan/penggunaan infokus) dan mengembangkan model sejenis pada topik dan aspek kemampuan yang berbeda.