TEMPAT BERBAGI HAL-HAL YANG BERMANFAAT

Monday, April 21, 2014

Pembelajaran Model Inkuiri

Trianto (2007:135) memandang inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Menurut Gulo (Trianto, 2007:137) inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan.
Nurhadi (2004:133) memandang inkuiri sebagai suatu seni dan ilmu bertanya dan menjawab. Siswa dilatih untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh keterampilan. Inkuiri melibatkan komunikasi karena siswa harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan, selain itu, siswa harus melaporkan hasil temuannya secara lisan maupun tertulis. Menurut Arifin (2005:131), bertanya merupakan indikasi seseorang berpikir sehingga, berpikir dapat dilatihkan kepada siswa dengan mengembangkan keterampilan bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif melalui berbagai kegiatan yang menunjang keterlibatan siswa dalam berpikir dan berbuat dalam proses sains.
Schmidt menyatakan bahwa, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (http//kpicenter. web.id). Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip untuk diri mereka sendiri.
Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka selalu menganalisa dan menangani informasi. Pengajaran berbasis inkuiri membutuhksn strategi pembelajaran sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
Tahapan pembelajaran kontekstual model inkuiri yang diadaptasi dari Gulo (dalam Trianto, 2007;138) dengan tahapan sebagai berikut.
1.     Mengajukan Pertanyaan dan Permasalahan
Pada tahap ini, guru melakukan demonstrasi di depan kelas mengenai peristiwa-peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan demonstrasi ini bertujuan untuk menarik perhatian dan minat siswa untuk melakukan penyelidikan. Guru kemudian meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan yang dijawab ’ya atau tidak’ oleh guru. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian guru meminta siswa untuk merumuskan hipotesis.
2.  Merumuskan Hipotesis
Setelah masalah berhasil distrukturkan oleh siswa, siswa diharapkan dapat mengajukan hipotesis/dugaan sementara untuk menjelaskan ide ataupun gagasan mereka. Pada tahap ini guru hanya menampung semua hipotesis yang diajukan siswa dan guru tidak membenarkan atau menyalahkan. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
3.     Mengumpulkan Data
Pada tahap ini siswa melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskannya. Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan mereka menetapkan cara melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesisnya, sedangkan guru hanya menyediakan sarana seperti LKS, set alat percobaan dan sebagainya yang akan diperlukan siswa dalam eksperimen. Setelah itu siswa mengumpulkan data yang diperlukannya. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.
4.     Analisis Data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran benar atau salah. Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.
5.     Membuat Kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. Hasil kesimpulan masing-masing kelompok kemudian dibahas dalam diskusi kelas. Setelah siswa memahami konsep yang dipelajarinya, dilakukan pemantapan melalui pengajuan masalah-masalah baru yang berhubungan dengan konsep yang baru diperolehnya. Pada tahap ini, guru juga membimbing dan meluruskan ide maupun konsep agar dapat dipahami dengan jelas.
Menurut Amien (1987), inkuiri sebagai strategi pembelajaran memiliki beberapa keuntungan seperti:
1.     Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri
2.     Menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa
3.     membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif
4.     menghindari siswa dari cara belajar menghafal

KajianPustaka

Amien, Mohammad. 1987. Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode ”Discovery” dan ”Inquiry”. Bagian I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Callahan. 1992. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Kegiatan Laboratorium. (online). (http://kpicenter.web.id, diakses 26 Mei 2008).
Arifin, Mulyati, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Universitas Negeri Malang: Malang.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang: Malang.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik. Prestasi Pustaka: Jakarta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka: Jakarta.


No comments: